Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Bunda Sayang Maryam

Posted: August 28, 2013 in Uncategorized

Alhamdulillah Alloh masih memberikan kenikmatan untuk bisa bersamamu sayang, permata hati Bunda, Maryam Shofiyyah Salsabila… Tumbuhlah menjadi anak sholihah, bageur, pinter, hafidzoh, beriman pada Alloh, tidak menyekutukan Alloh, cinta pada Rasulullah, berbakti pada orang tua, menjadi Qurrata a’yun keluarga dan keluarga besar…. Bunda Sayang Maryam…

 

Maafkan Bunda sayang

Posted: August 13, 2013 in Uncategorized

Tidak tega…itulah hal yang terbersit dalam pikiranku. Meninggalkan Maryam tanpa ku disisinya… Ya, akhirnya aku pun masuk kerja kembali, setelah 3 bulan cuti… Sebenarnya sedih hatiku, seharusnya aku sedang bersama Maryam saat ini, namun… aku terpaksa harus masuk kerja… Kenapa tidak resign saja??? ingin, hanya saja belum bisa saat ini… Kedua orangtuaku menginginkan ku tetap bekerja…seneng mungkin anaknya ada yg PNS,,, padahal kakakku wiraswasta dan sukses juga… Sabar ya Maryam,,,, Bunda akan berusaha agar bisa didekatmu, mendidik dan membesarkanmu.,.. Do’akan Bunda sayang…agar Alloh memberikan kita kelapangan rezeki…untuk Bunda, Abi dan Maryam… Amiin…

Pregnant (1 Month)

Posted: September 18, 2012 in Uncategorized

“Kalau Alloh kasih anak, namanya Abdullah untuk laki-laki, Maryam untuk perempuan”, ujar suamiku. “Iya boleh, tapi namanya ga cuma 1 suku kata aja ya ada kepanjangannya”…. Percakapan hangat kami di tengah keheningan malam disaat diri ini belum mengetahui Alloh akan memberi anugerah ini.

**Di kantor**

“Mba kayak orang hamil ya” teman kantor ku berkata… “aku tersenyum saja, kuanggap itu sebuah do’a”… Akhir2 ini sering kayak orang masuk angin, “terab” mulu kalau istilah dalam bahasa sunda.

 

Menjelang kepergianku ke Amerika, suami marah besar, beliau tidak mengizinkan sama sekali dan memberikan  ancaman yang tidak main-main. Saat itu aku berfikir dia egois, tidak mau memahamiku… dan dengan mudahnya menggunakan “arogansi” kekuasannya sebagai laki2, dengan menggunakan dalil2… hufffffttttttttttttt…. Saat itu sebenarnya kondisi sedang kurang sehat, kalau malam panas, dahi berkeringat banyak, perut sakit melilit…. sampai akhirnya keluar bercak kecoklatan, ku fikir masa menstruasiku akan segera datang walau heran juga karena belum waktunya dan selama ini jadwal menstruasiku teratur…

Akhirnya kepergianku ke Amerika di batalkan, selain untuk menjaga keutuhan rumah tangga, juga karena kondisi tubuhku yang semakin menurun, menstruasi tidak kunjung datang, tapi rasa mau menstruasi tak pernah absen menyapaku. dahi semakin berkeringat, perut sakit… dari tanggal 6 September sudah sangat kentara perubahan kondisi tubuh, kamis – jumat – sabtu -minggu – senin… Senin jam setengah tiga sore entah kenapa tiba-tiba pengen beli test pack… antara penasaran dan “iseng” karena perut kenapa sakit terus…dan stick tes itu pun dicelupkan di urine sore hari selama 30 detik (afdholnya sebenarnya urine pagi karena kadar HCG nya lebih banyak), 30 detik pun berlalu, urine mulai menjalar naik ke atas dengan gaya kapilaritasnya…strip kontrol yang berisi HCG pun mulai terlihat, tak lama kemudian, samar2 kulihat ada garis samar pada strip uji… MasyaAlloh…. apa benar aku hamil ??? Ku foto dengan kamera hp C6 ku dan kusend pada suamiku… Awalnya suamiku bingung bagaimana cara bacanya, cara kerjanya dll…dan dia pun menjawab whatsapp “coba urine yang pagi di test…”

 

*continued*…… karena mau berangkat kerja 😀

 

 

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. 

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk”. Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.” “Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa as terkejut. “Saya takut mengatakannya.” jawab wanita cantik. “Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “Saya ……telah berzina.” Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. 

Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun……lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya……. cekik lehernya sampai……tewas”, ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi musaberapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik,” Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!”…teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik. 

Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?” Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?” Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. 

“Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?” “Ada!” jawab Jibril dengan tegas. “Dosa apakah itu?” tanya Musa kian penasaran. “Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina”. 

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. 
Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. 

Dikutip dari buku 30 kisah teladan – KH. Abdurrahman Arroisy – Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur’an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah. 

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.  

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

 

***Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7)***

*diambil dari sini http://inimona.multiply.com/reviews/item/22

Masak Ramadhan Pertama

Posted: July 22, 2012 in Uncategorized

Ramadhan kali ini bukan yang pertama kujalani, tapi ramadhan kali ini kusebut yang pertama terkait dengan statusku yang kini alhamdulillah sudah menjadi istri dari seorang suami yang semoga Alloh menjadikan dia sebagai seorang suami yang sholih, bertanggungjawab, setia dan penyabar inysaAlloh, aamiiin.

 

Memasuki babak baru kehidupan berumah tangga, mengharuskanku berlaku sebaik2nya sebagai seorang istri, memasak untuk suami tentu menjadi perkara yang “wah” bagiku yang selama ini terbiasa makan makanan yang sudah terhidang manis di rumah ketika ku masih lajang. Apalagi di bulan ramadhan ini, mau tak mau aku harus memasak, walau entah rasanya bagaimana yang penting ku harus belajar memasak.

 

Masakan pertama cuma menggoreng ikan, ah itu mah tak seberapa. Hari ketiga ramadhan aku belanja, berencana memasak tauge tempe, suami bertanya kenapa tidak tauge tahu, simple saja karena aku kurang begitu suka tahu, hehehe…. tauge tempe dan sarden menjadi menu pilihanku. Memang aku belum bisa menakar seberapa banyak nantinya masakan itu akan jadi. Fokusku masakan itu harus jadi dan (semoga) rasanya enak. Alhamdulillah akhirnya masakan itu pun tersaji, hanya saja porsinya sepertinya berlimpah untuk ukuran dua orang. Suami pun memberi saran agar lebih ditata lagi ukuran porsinya krn sayang kalau tidak dihabiskan. kemubadziran pangan. Benar sih, hanya saja, kadang istri butuh juga support semacam pujian atas jerih payahnya yang akhirnya berhasil memasak. 

 

Memasak menyenangkan jika:

hasilnya memuaskan, semua suka, semua makan dan jangan lupa bumbu cintanya 😀